Foto: Live Science
Jakarta, Namanya saja zaman instan, semua inginnya jadi
serba instan, termasuk masalah penurunan berat badan. Baru-baru ini
ilmuwan menemukan ada alat baru bagi orang yang ingin menurunkan berat
badan dengan cepat tanpa harus berpantang makan banyak.
Alat ini disebut AspireAssist. Cara kerjanya mengisap makanan dari perut sebelum dapat diserap tubuh. Sebelum menggunakan alat ini, pasien membutuhkan operasi agar dapat menempatkan tabung di dalam perut yang akan terhubung dengan saluran di luar tubuh.
Dalam waktu sekitar 20 menit setelah makan, orang yang memasang alat ini dapat mengosongkan kembali isi perutnya. AspireAssist hanya membuang sekitar sepertiga dari makanan yang masuk ke perut. Jadi tubuh masih menerima kalori yang dibutuhkan untuk beraktivitas.
Pada uji coba di AS, penderita obesitas yang menggunakan perangkat ini berhasil menurunkan berat badannya sebanyak lebih dari 20 kg hanya dalam waktu setahun. AspireAssist kini sudah tersedia di beberapa negara Eropa, tapi alat ini masih menjalani uji coba di Amerika Serikat dan belum disetujui oleh Food and Drug Administration.
Sebenarnya para ahli memiliki kekhawatiran mengenai penggunaan perangkat ini. Pengujian perangkat ini dianggap masih kecil dan tidak ketat perencanaannya. Peneliti juga belum tahu apakah efeknya bisa bersifat jangka panjang.
"Bagaimana kita tahu ini tidak sama dengan bulimia?" kata Dr Pieter Cohen, asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School dan internis umum di Aliansi Kesehatan Cambridge seperti dilansir Live Science, Selasa (15/1/2013).
Tak hanya itu, para ahli juga khawatir kalau alat ini malah lebih banyak mengambil makanan yang dibutuhkan tubuh, bukan yang merugikan tubuh. Jika bisa selektif menyedot junk food, maka alat ini mungkin dianggap ampuh. Tapi jika mengisap sepertiga asupan makanan tanpa pandang bulu, maka bisa berbahaya.
Selain itu, ada juga alternatif lain untuk mengatasi obesitas dengan cara operasi bypass lambung. Prinsipnya adalah mengurangi penyerapan kalori dari makanan dengan pembedahan usus sehingga makanan bisa langsung lewat perut dan usus kecil.
Beberapa ahli mengatakan bahwa operasi bypass lambung memiliki keunggulan menurunkan kadar hormon lapar, ghrelin. Namun AspireAssist nampaknya tidak memiliki manfaat ini.
"Perangkat ini juga berpotensi untuk disalahgunakan. Jika orang mengosongkan sebagian isi perutnya, mereka bisa kekurangan gizi. Penelitian perlu hati-hati menguji perangkat ini sebelum kita tahu apa manfaatnya," kata Cohen.
(pah/vit)
Alat ini disebut AspireAssist. Cara kerjanya mengisap makanan dari perut sebelum dapat diserap tubuh. Sebelum menggunakan alat ini, pasien membutuhkan operasi agar dapat menempatkan tabung di dalam perut yang akan terhubung dengan saluran di luar tubuh.
Dalam waktu sekitar 20 menit setelah makan, orang yang memasang alat ini dapat mengosongkan kembali isi perutnya. AspireAssist hanya membuang sekitar sepertiga dari makanan yang masuk ke perut. Jadi tubuh masih menerima kalori yang dibutuhkan untuk beraktivitas.
Pada uji coba di AS, penderita obesitas yang menggunakan perangkat ini berhasil menurunkan berat badannya sebanyak lebih dari 20 kg hanya dalam waktu setahun. AspireAssist kini sudah tersedia di beberapa negara Eropa, tapi alat ini masih menjalani uji coba di Amerika Serikat dan belum disetujui oleh Food and Drug Administration.
Sebenarnya para ahli memiliki kekhawatiran mengenai penggunaan perangkat ini. Pengujian perangkat ini dianggap masih kecil dan tidak ketat perencanaannya. Peneliti juga belum tahu apakah efeknya bisa bersifat jangka panjang.
"Bagaimana kita tahu ini tidak sama dengan bulimia?" kata Dr Pieter Cohen, asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School dan internis umum di Aliansi Kesehatan Cambridge seperti dilansir Live Science, Selasa (15/1/2013).
Tak hanya itu, para ahli juga khawatir kalau alat ini malah lebih banyak mengambil makanan yang dibutuhkan tubuh, bukan yang merugikan tubuh. Jika bisa selektif menyedot junk food, maka alat ini mungkin dianggap ampuh. Tapi jika mengisap sepertiga asupan makanan tanpa pandang bulu, maka bisa berbahaya.
Selain itu, ada juga alternatif lain untuk mengatasi obesitas dengan cara operasi bypass lambung. Prinsipnya adalah mengurangi penyerapan kalori dari makanan dengan pembedahan usus sehingga makanan bisa langsung lewat perut dan usus kecil.
Beberapa ahli mengatakan bahwa operasi bypass lambung memiliki keunggulan menurunkan kadar hormon lapar, ghrelin. Namun AspireAssist nampaknya tidak memiliki manfaat ini.
"Perangkat ini juga berpotensi untuk disalahgunakan. Jika orang mengosongkan sebagian isi perutnya, mereka bisa kekurangan gizi. Penelitian perlu hati-hati menguji perangkat ini sebelum kita tahu apa manfaatnya," kata Cohen.
(pah/vit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar