KUAT: Raffi Ahmad dinyatakan menggunakan zat baru untuk mendongkrak stamina turunan dari zat cathinone. FOTO: Ist
JAKARTA - Butuh waktu dua
hari bagi BNN untuk menyatakan Raffi Ahmad positif mengkonsumsi zat
narkotika berbahaya. Lembaga penegak hukum yang dipimpin Komjen Anang
Iskandar itu sedikit kesulitan lantaran zat yang dipakai artis muda
papan atas itu merupakan zat baru yang kasusnya belum pernah ditemukan
di Indonesia. Zat tersebut adalah turunan dari Cathinone, sejenis
stimulan mirip aphetamine yang berasal dari tanaman Khat (Chata Edulis).
Zat tersebut memiliki efek seperti ekstasi.
"Efek dari Cathinone bisa menimbulkan euforia, peningkatan aktivitas, bahkan peningkatan dorongan seksual. Tetapi berdasarkan pengalaman pengguna, zat ini juga menimbulkan paranoia, agitasi, delirium, dan halusinasi sampai gejala psikotik, bahkan perilaku kekerasan. Dalam beberapa kasus juga ditemukan kematian," tulis National Institute on Drugs Abuse.
Tanaman Khat merupakan salah satu tumbuhan yang tumbuh subur di kawasan Azerbaijan dan sekitarnya. Bahkan di sana, tanaman memabukkan itu diperjua-belikan secara bebas. Mengkonsumsinya cukup mudah karena bisa langsung dikunyah.
Tak hanya itu, mengkonsumsi daun memabukkan itu juga bisa dengan cara dijus. Bahkan, di Israel, jus Khat dinyatakan legal dan banyak dijual di kota besar seperti Yerusalem dan Tel Aviv.
Tapi mengkonsumsi jus khat secara besar-besaran dan terus menerus bisa menimbulkan masalah. Agustus 2012 lalu, kepolisian Israel menangkap enam penjual jus khat yang membuat campuran minuman dengan kadar chatinone cukup tinggi.
Jus khat sama seperti dengan meracik jus lainnya. Daun dan tunas khat dicuci, lalu diblender atau ditumbuk setelah sebelumnya dicampur dengan air. Bisa juga ditambah gula sebagai penambah rasa.
Namun kini, sari tanaman tersebut sudah banyak diolah dan salah satunya berbentuk kapsul. Bahkan masih berdasarkan sumber yang sama, di beberapa negara zat yang dilabeli dengan berbagai merek itu dijual bebas secara online maupun lewat toko-toko obat. Di antaranya Ivory Wave, Bloom, Cloud Nine, Lunar Wave, Vanilla Sky, White Lightning dan Scarface.
Nah, bisa jadi yang digunakan Raffi adalah turunan cathonine yang berbentuk kapsul. Sebab, saat penggeledahan petugas BNN menemukan beberapa kapsul yang diduga sebagai narkotika. Bahkan di kamar host DahSyat itu petuga juga menyita lintingan ganja.
Diduga Raffi menggunakan zat tersebut untuk meningkatkan stamina. Sebab, berdasarkan penelitian, efek peningkatan energi dan gelisah terjadi pada mereka yang menggunakan cathinone secara konsisten bersamaan dengan zat-zat yang lainnya. Misalnya, amphetamine dan kokain.
Kandungan yang ada di dalamnya akan meningkatkan zat kimia dopamine dalam otak yang mengatur reward dan gerakan. Lonjakan dopamin di sirkuit otak ini menyebabkan perasaan euforia dan peningkatan aktivitas.
Namun, kini masalahnya meski BNN menyatakan Raffi positif mengkonsumsi zat baru tersebut, dia belum ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya, di Indonesia bahkan di negara-negara Asean sekalipun, penyalahgunaan zat jenis ini belum diatur dalam undang.
"Untuk mengetahui zat baru ini kita akan koordinasi dengan instansi terkait, seperti BPOM dan instansi lain. Yang jelas zat baru ini belum masuk jenis psikotropika yang ada dalam UU Narkotika nomor 35 th 2009," kata Humas BNN, Sumirat Dwiyanto di gedung BNN, Senin (28/1). (mas/jpnn)
"Efek dari Cathinone bisa menimbulkan euforia, peningkatan aktivitas, bahkan peningkatan dorongan seksual. Tetapi berdasarkan pengalaman pengguna, zat ini juga menimbulkan paranoia, agitasi, delirium, dan halusinasi sampai gejala psikotik, bahkan perilaku kekerasan. Dalam beberapa kasus juga ditemukan kematian," tulis National Institute on Drugs Abuse.
Tanaman Khat merupakan salah satu tumbuhan yang tumbuh subur di kawasan Azerbaijan dan sekitarnya. Bahkan di sana, tanaman memabukkan itu diperjua-belikan secara bebas. Mengkonsumsinya cukup mudah karena bisa langsung dikunyah.
Tak hanya itu, mengkonsumsi daun memabukkan itu juga bisa dengan cara dijus. Bahkan, di Israel, jus Khat dinyatakan legal dan banyak dijual di kota besar seperti Yerusalem dan Tel Aviv.
Tapi mengkonsumsi jus khat secara besar-besaran dan terus menerus bisa menimbulkan masalah. Agustus 2012 lalu, kepolisian Israel menangkap enam penjual jus khat yang membuat campuran minuman dengan kadar chatinone cukup tinggi.
Jus khat sama seperti dengan meracik jus lainnya. Daun dan tunas khat dicuci, lalu diblender atau ditumbuk setelah sebelumnya dicampur dengan air. Bisa juga ditambah gula sebagai penambah rasa.
Namun kini, sari tanaman tersebut sudah banyak diolah dan salah satunya berbentuk kapsul. Bahkan masih berdasarkan sumber yang sama, di beberapa negara zat yang dilabeli dengan berbagai merek itu dijual bebas secara online maupun lewat toko-toko obat. Di antaranya Ivory Wave, Bloom, Cloud Nine, Lunar Wave, Vanilla Sky, White Lightning dan Scarface.
Nah, bisa jadi yang digunakan Raffi adalah turunan cathonine yang berbentuk kapsul. Sebab, saat penggeledahan petugas BNN menemukan beberapa kapsul yang diduga sebagai narkotika. Bahkan di kamar host DahSyat itu petuga juga menyita lintingan ganja.
Diduga Raffi menggunakan zat tersebut untuk meningkatkan stamina. Sebab, berdasarkan penelitian, efek peningkatan energi dan gelisah terjadi pada mereka yang menggunakan cathinone secara konsisten bersamaan dengan zat-zat yang lainnya. Misalnya, amphetamine dan kokain.
Kandungan yang ada di dalamnya akan meningkatkan zat kimia dopamine dalam otak yang mengatur reward dan gerakan. Lonjakan dopamin di sirkuit otak ini menyebabkan perasaan euforia dan peningkatan aktivitas.
Namun, kini masalahnya meski BNN menyatakan Raffi positif mengkonsumsi zat baru tersebut, dia belum ditetapkan sebagai tersangka. Pasalnya, di Indonesia bahkan di negara-negara Asean sekalipun, penyalahgunaan zat jenis ini belum diatur dalam undang.
"Untuk mengetahui zat baru ini kita akan koordinasi dengan instansi terkait, seperti BPOM dan instansi lain. Yang jelas zat baru ini belum masuk jenis psikotropika yang ada dalam UU Narkotika nomor 35 th 2009," kata Humas BNN, Sumirat Dwiyanto di gedung BNN, Senin (28/1). (mas/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar