Letkol Untung. wikipedia.org
Akhir bulan Maret 1966, sepasukan tentara
menjemput Letnan Kolonel Infanteri Untung Sjamsuri dari Rumah Tahanan
Tjimahi, Bandung. Untung dihadapkan kenyataan pahit. Hukuman matinya
jadi dilakukan. Pertolongan dari Mayjen Soeharto yang diharapkannya tak
kunjung tiba.
Untung tampak kalut, tapi kemudian dia mencoba menguatkan dirinya. Pada Subandrio, mantan perdana menteri, yang sama-sama dijatuhi hukuman mati, Untung berpamitan.
"Selamat tinggal Pak Ban. Jangan sedih. Empat hari lagi kita bertemu di sana," kata Untung pada Subandrio. Demikian ditulis Subandrio dalam buku Yang Saya Alami Peristiwa G30S, Sebelum, Saat Meletus dan Sesudahnya.
Subandrio melukiskan saat itu Untung mengatakan perpisahan dengan suara bergetar. Matanya berkaca-kaca, tetapi Untung tidak menangis. Tapi Subandrio tahu Untung panik, dia benar-benar tidak menyangka dikhianati Soeharto.
Sebelumnya, Untung selalu menyatakan keyakinanannya akan diselamatkan Soeharto. Untung meyakini Soeharto pun tahu soal dewan jenderal dan rencana penculikan oleh Gerakan 30 September.
"Percayalah Pak Ban. Vonis untuk saya itu mungkin hanya sandiwara," kata Untung.
Tapi pertolongan dari sang sahabat tak kunjung datang. Untuk ditembak di sebuah desa di Cimahi, Bandung.
Beberapa sumber menyebutkan Untung memang dekat dengan Soeharto. Untung sebenarnya bernama Koesman. Dia lahir 3 Juli 1926 di Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah. Koesman ikut bersama pasukan pemberontak saat meletus pemberontakan PKI tahun 1948. Tapi kemudian pemeriksaan terhadap para pelaku pemberontakan tak dilakukan. Agresi militer Belanda II keburu meletus. Koesman mengganti namanya dengan Untung Sutopo. Dia malah kemudian bisa masuk sekolah perwira.
"Untung adalah bekas anak buah Soeharto ketika dia menjadi Komandan Resimen 15 di Solo. Untung adalah Komandan Kompi Batalyon 444 dan pernah mendapat didikan politik dari tokoh PKI, Alimin," jelas Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Aminuddin Kasdi kepada merdeka.com.
Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Untung dan Soeharto berhubungan erat saat Operasi Trikora merebut Irian Barat. Untung akhirnya menjadi Komandan Batalyon I Cakrabirawa. Seharusnya Benny Moerdani yang masuk ke Cakrabirawa, namun saat ditawari Soekarno, Benny menolak.
"Hubungan Untung dan Soeharto cukup erat apalagi Soeharto pernah menjadi atasan Untung di Kodam Diponegoro. Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri oleh Soeharto beserta Ny Tien Soeharto," lanjut Aminuddin.
Pernikahan tersebut berlangsung di Kebumen beberapa bulan sebelum G30S meletus. Kedatangan komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya adalah hal yang jamak. Namun, seperti ada sesuatu yang tidak wajar, masih menurut Aminuddin, adalah ada hal khusus yang mendorong Soeharto dan istrinya hadir pada pernikahan tersebut.
"Ini bisa dilihat dari jarak Jakarta-Kebumen. Itu bukanlah jarak yang dekat, belum lagi ditambah pada masa tahun 1965 sarana transportasi sangatlah sulit."
Setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri, dia tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes, Jawa Tengah. "Ketika tertangkap, dia tidak mengaku bernama Untung. Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G30S."
Mahkamah Militer Luar Biasa mengganjar Letnan Kolonel Infanteri Untung Sjamsuri dengan hukuman mati. Untung terbukti bersalah melakukan kejahatan luar biasa yang menyebabkan enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama TNI AD tewas.
Saat senja merekah merah, hidup Untung pun berakhir. Nasibnya tak seperti namanya.
[ian]
Untung tampak kalut, tapi kemudian dia mencoba menguatkan dirinya. Pada Subandrio, mantan perdana menteri, yang sama-sama dijatuhi hukuman mati, Untung berpamitan.
"Selamat tinggal Pak Ban. Jangan sedih. Empat hari lagi kita bertemu di sana," kata Untung pada Subandrio. Demikian ditulis Subandrio dalam buku Yang Saya Alami Peristiwa G30S, Sebelum, Saat Meletus dan Sesudahnya.
Subandrio melukiskan saat itu Untung mengatakan perpisahan dengan suara bergetar. Matanya berkaca-kaca, tetapi Untung tidak menangis. Tapi Subandrio tahu Untung panik, dia benar-benar tidak menyangka dikhianati Soeharto.
Sebelumnya, Untung selalu menyatakan keyakinanannya akan diselamatkan Soeharto. Untung meyakini Soeharto pun tahu soal dewan jenderal dan rencana penculikan oleh Gerakan 30 September.
"Percayalah Pak Ban. Vonis untuk saya itu mungkin hanya sandiwara," kata Untung.
Tapi pertolongan dari sang sahabat tak kunjung datang. Untuk ditembak di sebuah desa di Cimahi, Bandung.
Beberapa sumber menyebutkan Untung memang dekat dengan Soeharto. Untung sebenarnya bernama Koesman. Dia lahir 3 Juli 1926 di Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah. Koesman ikut bersama pasukan pemberontak saat meletus pemberontakan PKI tahun 1948. Tapi kemudian pemeriksaan terhadap para pelaku pemberontakan tak dilakukan. Agresi militer Belanda II keburu meletus. Koesman mengganti namanya dengan Untung Sutopo. Dia malah kemudian bisa masuk sekolah perwira.
"Untung adalah bekas anak buah Soeharto ketika dia menjadi Komandan Resimen 15 di Solo. Untung adalah Komandan Kompi Batalyon 444 dan pernah mendapat didikan politik dari tokoh PKI, Alimin," jelas Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Aminuddin Kasdi kepada merdeka.com.
Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Untung dan Soeharto berhubungan erat saat Operasi Trikora merebut Irian Barat. Untung akhirnya menjadi Komandan Batalyon I Cakrabirawa. Seharusnya Benny Moerdani yang masuk ke Cakrabirawa, namun saat ditawari Soekarno, Benny menolak.
"Hubungan Untung dan Soeharto cukup erat apalagi Soeharto pernah menjadi atasan Untung di Kodam Diponegoro. Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri oleh Soeharto beserta Ny Tien Soeharto," lanjut Aminuddin.
Pernikahan tersebut berlangsung di Kebumen beberapa bulan sebelum G30S meletus. Kedatangan komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya adalah hal yang jamak. Namun, seperti ada sesuatu yang tidak wajar, masih menurut Aminuddin, adalah ada hal khusus yang mendorong Soeharto dan istrinya hadir pada pernikahan tersebut.
"Ini bisa dilihat dari jarak Jakarta-Kebumen. Itu bukanlah jarak yang dekat, belum lagi ditambah pada masa tahun 1965 sarana transportasi sangatlah sulit."
Setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri, dia tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes, Jawa Tengah. "Ketika tertangkap, dia tidak mengaku bernama Untung. Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G30S."
Mahkamah Militer Luar Biasa mengganjar Letnan Kolonel Infanteri Untung Sjamsuri dengan hukuman mati. Untung terbukti bersalah melakukan kejahatan luar biasa yang menyebabkan enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama TNI AD tewas.
Saat senja merekah merah, hidup Untung pun berakhir. Nasibnya tak seperti namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar