KOMPAS.com/Taufiqurrahman
Ilustrasi: pengawas ujian nasional.
Menurut Lody, masalah ujian nasional bukan pada soal tapi pada penyelenggaraan UN.
"Dalam satu kelas semua soalnya berbeda, ini kan berarti pemerintah sudah mengganggap kalau anak-anak ini pasti akan berbuat curang. Padahal belum tentu, walaupun ada beberapa," ujar Lody saat dihubungi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Kemendikbud berasalan membuat 20 variasi soal Ujian Nasional (UN) untuk penyelenggaraan UN 2013 agar pelaksanaan UN berlangsung aman dan jujur.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, dengan 20 variasi soal UN ini, anak-anak akan lebih fokus untuk mengerjakan soalnya. Hal ini juga membuat motivasi anak-anak untuk belajar keras muncul.
"Dalam satu kelas, satu anak soalnya akan beda-beda. Jadi enggak usah lagi tengok kanan kiri, lha soalnya aja beda semua," kata Nuh, saat jumpa pers Penyelenggaraan UN 2013 di Gedung A Kemendikbud, Jakarta, Kamis (11/10/2012).
Sementara itu, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), Aman Wirartakusumah, mengatakan bahwa variasi soal yang banyak ini memang bertujuan untuk mendorong anak-anak belajar keras guna menghadapi UN.
"Ini cara juga untuk mendorong anak untuk belajar bukan malah mencari kunci jawaban," jelas Aman.
Langkah ini juga merupakan langkah preventif untuk meminimalisir kecurangan yang kerap dituduhkan terjadi pada saat penyelenggaraan UN. Tidak hanya itu, dugaan kebocoran soal juga akan hilang dengan variasi soal yang cukup banyak ini.
Editor :
Ana Shofiana Syatiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar