Meningkatnya
harga pakan ternak pabrikan membuat para peternak Itik mencari bahan
makanan alternatif untuk pakan ternaknya. Dimana dengan harga pakan
yang terjadi saat ini membuat para peternak merugi, untuk itulah para
peternak yang ada di desa Taras Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS)
mencoba memanfaatkan KEONG EMAS yang ada dipersawan milik petani yang
tersebar dipedesaan dijadikan makanan tambahan pengganti sebagian pakan
pabrikan untuk ternak mereka. Yang mana selama ini Keong emas disawah
merupakan hama penggangu padi yang sangat merugikan para petani di desa
ini.
Seperti yang telah dilakoni oleh Basit ini. Peternak ini tak begitu pusing lagi menaggung /memikirkan makintingginya harga pakan ternak bebek atau itik yang telah dipeliharanya sekian lama sampai sekarang ini. Peternak itik yang berasal dari Kecamatan Labuan Amas Selatan ini sekarang mulai berburu mencari dan mengumpulkan keong emas yang ada dipersawahan milik petani padi yang tersebar luas di desa Taras tersebut. Alhamdulillah, ternyata keong emas ini juga bisa diolah menjadi salah satu pakan tambahan pengganti pakan pabrikan (pakan alternatif). Saat kami coba untuk pakan itik ternayata keong emas ini sangat baik, dan membuktikan peningkatan produksi telur semakin meningkat, katanya. Proses pembuatan pakan alternatif yang berbahan keong emas ini ternyata sangat mudah dan sederhana sekali, hanya dengan menggiling keong emas tersebut secara halus lalu dicampur dengan pakan pabrikan langsung bisa di makan oleh ratusan itik tersebut.
Dengan menggunakan pakan dari campuran keong emas ini ternyata tidak mengurangi produksi telor itik peliharaan, tetapi bahkan mengalami peningkatan dari pada pakan pabrikan sebelumnya. Yang dulunya saat masih menggunkan pakan pabrikan telur yang dihasilkan hanya sekitar 450 butir perhari. Kini produksi telurnya sudah mencapai 500 butir setiap harinya bahkan terkadang bisa lebih dari 600 ekor itik yang Basit pelihara. Setelah menggunakan pakan alternative ini selai bisa mengurangi biaya juga bisa mengurangi ketergantungan dengan pakan pabrikan yang terkadang susah untuk mendapatkannya, dan ternyata hasilnya sangat memuaskan bagi kami, terangya.
Penggunaan pakan alternative ini, diakuinya dapat menekan biaya hingga Rp. 50 ribu perharinya. Yang mana sebelum menggunakan pakan alternative ini , peternaka harus mengeluarkan uang untuk pakan pabrikan sebesar Rp. 1.5 juta untuk membeli pakan pabrikan dalam setiap minggunya, dengan menggunakan campuran keong emas ini, pengeluaran untuk membeli pakan pabrikan bisa ditekan menjadi Rp. 1 juta setiap minggunya. Dimana penggunaan pakan pabrikan yang dulunya 7 karung sekarang hanya 5 karung. Bila dihitung – hitung, kini para petani yang ada di desa Taras bisa menghemat pengeluaran untuk pakan sebesar Rp. 500 ribu perminggunya.
Sedangkan untuk pengeluaran membeli keong emas sebesar Rp. 50 ribu an dalam setiap minggunya, yang dibeli dari anak-anak yang mengumpulkan dengan harga sekitar Rp. 5 ribu sampai Rp. 6 ribu perbelek keong emas. Dari hasil percobaan dari peternak inilah, selain dapat menekan biaya untuk pembelian pakan pabrikan, juga sangat membantu para petani padi, dimana selama ini keong emas oleh para petani selama ini merupakan salah satu hama tanaman padi yang sangat mengganggu tanaman yang ada di persawahan yang sanagt merugikan dan susah untuk di basmi.
Seperti yang telah dilakoni oleh Basit ini. Peternak ini tak begitu pusing lagi menaggung /memikirkan makintingginya harga pakan ternak bebek atau itik yang telah dipeliharanya sekian lama sampai sekarang ini. Peternak itik yang berasal dari Kecamatan Labuan Amas Selatan ini sekarang mulai berburu mencari dan mengumpulkan keong emas yang ada dipersawahan milik petani padi yang tersebar luas di desa Taras tersebut. Alhamdulillah, ternyata keong emas ini juga bisa diolah menjadi salah satu pakan tambahan pengganti pakan pabrikan (pakan alternatif). Saat kami coba untuk pakan itik ternayata keong emas ini sangat baik, dan membuktikan peningkatan produksi telur semakin meningkat, katanya. Proses pembuatan pakan alternatif yang berbahan keong emas ini ternyata sangat mudah dan sederhana sekali, hanya dengan menggiling keong emas tersebut secara halus lalu dicampur dengan pakan pabrikan langsung bisa di makan oleh ratusan itik tersebut.
Dengan menggunakan pakan dari campuran keong emas ini ternyata tidak mengurangi produksi telor itik peliharaan, tetapi bahkan mengalami peningkatan dari pada pakan pabrikan sebelumnya. Yang dulunya saat masih menggunkan pakan pabrikan telur yang dihasilkan hanya sekitar 450 butir perhari. Kini produksi telurnya sudah mencapai 500 butir setiap harinya bahkan terkadang bisa lebih dari 600 ekor itik yang Basit pelihara. Setelah menggunakan pakan alternative ini selai bisa mengurangi biaya juga bisa mengurangi ketergantungan dengan pakan pabrikan yang terkadang susah untuk mendapatkannya, dan ternyata hasilnya sangat memuaskan bagi kami, terangya.
Penggunaan pakan alternative ini, diakuinya dapat menekan biaya hingga Rp. 50 ribu perharinya. Yang mana sebelum menggunakan pakan alternative ini , peternaka harus mengeluarkan uang untuk pakan pabrikan sebesar Rp. 1.5 juta untuk membeli pakan pabrikan dalam setiap minggunya, dengan menggunakan campuran keong emas ini, pengeluaran untuk membeli pakan pabrikan bisa ditekan menjadi Rp. 1 juta setiap minggunya. Dimana penggunaan pakan pabrikan yang dulunya 7 karung sekarang hanya 5 karung. Bila dihitung – hitung, kini para petani yang ada di desa Taras bisa menghemat pengeluaran untuk pakan sebesar Rp. 500 ribu perminggunya.
Sedangkan untuk pengeluaran membeli keong emas sebesar Rp. 50 ribu an dalam setiap minggunya, yang dibeli dari anak-anak yang mengumpulkan dengan harga sekitar Rp. 5 ribu sampai Rp. 6 ribu perbelek keong emas. Dari hasil percobaan dari peternak inilah, selain dapat menekan biaya untuk pembelian pakan pabrikan, juga sangat membantu para petani padi, dimana selama ini keong emas oleh para petani selama ini merupakan salah satu hama tanaman padi yang sangat mengganggu tanaman yang ada di persawahan yang sanagt merugikan dan susah untuk di basmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar