(Foto: thinkstock)
Dari sekian banyak cara untuk mengakhiri hidup, minum racun memang termasuk jalan pintas yang paling praktis. Cukup membeli racun serangga di minimarket, dan kalau sukses jenazahnya masih mudah dikenali karena tidak hancur seperti halnya kalau loncat dari gedung.
Romeo dan Juliet dalam kisah roman abad pertengahan karya pujangga William Shakespeare contohnya, sama-sama minum racun yang dibeli dari toko obat untuk mengakhiri kisah cintanya secara tragis. Juliet lebih dulu minum racun, disusul Romeo yang kemudian mati keracunan. Juliet sendiri masih sempat bangkit lagi, namun kemudian bunuh diri dengan menusukkan pisau belati karena mendapati kekasihnya sudah tidak bernyawa.
Pada zaman Mesir Kuno, Ratu Cleopatra diyakini juga menggunakan racun atau lebih tepatnya bisa ular untuk mengakhiri hidupnya. Masalahnya sama, yakni karena ditinggal mati oleh kekasihnya, Mark Antony dan tidak ingin jatuh dalam kekuasaan Oktavianus, musuh kekasihnya.
Sampai sekarang, urusan asmara masih banyak melatarbelakangi kasus-kasus bunuh diri yang dilakukan dengan menenggak racun. Banyak anak remaja yang secara emosional masih labil, langsung putus asa dan gelap mata saat kisah asmaranya kandas lalu mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya.
"Kalau untuk bunuh diri, yang paling sering dipakai itu insektisida atau racun serangga. B*yg*n lah gampangnya," kata Dr Abdul Mun'im Idris, SpF, ahli forensik dari RS Cipto Mangunkusumo saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (12/9/2012).
Racun serangga banyak digunakan untuk bunuh diri karena sangat mudah didapatkan. Dr Mun'im menilai, dengan efek yang begitu mematikan maka racun serangga seharusnya tidak boleh diiklankan dengan embel-embel atau klaim bahwa bahan tersebut aman untuk digunakan.
Selain racun serangga, ada banyak sekali senyawa kimia yang bersifat racun dan sangat mematikan. Namun dalam kasus-kasus bunuh diri maupun pembunuhan, zat-zat seperti arsenik dan sianida jarang digunakan karena butuh pengetahuan khusus yang tidak dikuasai orang awam.
Racun-racun sejenis, yang efeknya mungkin lebih dahsyat lebih sering dipakai untuk keperluan militer misalnya dalam pembuatan senjata pemusnah massal. Dalam berbagai pertempuran seperti Perang Dunia I dan II, banyak dijumpai senjata kimia yang isinya adalah senyawa-senyawa beracun.
Bahkan oleh nenek moyang Bangsa Indonesia sendiri, racun juga dipakai untuk senjata. Keris, tombak dan anak panah sering dilapisi racun alami seperti bisa katak beracun atau logam berat agar lebih mematikan saat dipakai untuk bertarung melawan musuh.
Apapun latar belakangnya, pemberian racun adalah cara paling 'praktis' dan efektif untuk menghilangkan nyawa. Bukan cuma nyawa orang lain, tetapi juga nyawa sendiri seperti yang dilakukan beberapa orang saat sedang patah hati karena cintanya ditolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar