BANDA ACEH - Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk sadar teknologi informasi (Information Technology). Namun di Aceh, sebanyak 60 persen guru dilaporkan tidak paham dengan IT.
“Kalau asumsi kita ada 60 persen guru belum menguasai IT. Ini tugas kita bersama agar kedepan menjadi lebih baik,” Kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Drs Laisani Msi, Senin (10/9).
Saat ini, kata dia, diseluruh Aceh terdapat 73 ribu orang guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kalau tenaga honorer diikut sertakan, maka jumlahnya mencapai 100 ribu orang guru lebih.
Jumlah tersebut diakuinya sudah memadai, tinggal bagaimana melakukan pemerataan guru dilapangan dan hal tersebut menjadi tugas Dinas Pendidikan Kabupaten/kota.
Diantara sekian banyak guru tersebut, hanya sebahagian kecil saja atau 40 persen yang sudah mengusai IT. Sementara sisanya 60 persen lagi masih sangat tertinggal dalam bidang pengusaan IT (Internet) yang saat ini semakin berkembang pesat, khususnya mereka yang berada di daerah terpencil.
Namum begitu, tidak demikian dengan mereka yang berada di kawasan perkotaan atau kabupaten, karena para guru sudah mampu beradaptasi dengan baik. Dibeberapa sekolah, penggunaan internet dikalangan siswa sudah tidak asing lagi.
Laisani menegaskan, seiring dengan perkembangan jaman, tentunya berdampak pada semakin majunya IT. Hal demikian sudah menjadi tuntutan jaman, tinggal bagaimana sekarang para guru dapat beradaptasi, karena kemajuan tersebut termasuk didalam dunia pendidikan.
Pemerintah pusat dalam hal ini, Kementrian Pendidikan Nasional pun beberapa waktu menggelar uji kompetensi guru yang diselenggarakan secara online. Kegiatan tersebut dapat dimaknai, untuk mengukur sejauh mana kesiapan guru menguasai IT. “Dengan adanya gebrakan itu kan mau tidak mau para guru dituntut untuk belajat IT, ini menjadi sisi positif,” terangnya.
Pemerintah Aceh, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya untuk mendorong para tenaga pendidik untuk sadar IT, salah satunya mendorong agar satu guru memiliki satu Laptop.”Kita sangat mengharapkan setiap sekolah memiliki laboratorium komputer, selain bisa diberdayakan oleh siswa kita juga inginkan para guru bisa memanfaatkannya sehingga mereka bisa melek IT,” demikian ujarnya. (slm)
“Kalau asumsi kita ada 60 persen guru belum menguasai IT. Ini tugas kita bersama agar kedepan menjadi lebih baik,” Kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Drs Laisani Msi, Senin (10/9).
Saat ini, kata dia, diseluruh Aceh terdapat 73 ribu orang guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kalau tenaga honorer diikut sertakan, maka jumlahnya mencapai 100 ribu orang guru lebih.
Jumlah tersebut diakuinya sudah memadai, tinggal bagaimana melakukan pemerataan guru dilapangan dan hal tersebut menjadi tugas Dinas Pendidikan Kabupaten/kota.
Diantara sekian banyak guru tersebut, hanya sebahagian kecil saja atau 40 persen yang sudah mengusai IT. Sementara sisanya 60 persen lagi masih sangat tertinggal dalam bidang pengusaan IT (Internet) yang saat ini semakin berkembang pesat, khususnya mereka yang berada di daerah terpencil.
Namum begitu, tidak demikian dengan mereka yang berada di kawasan perkotaan atau kabupaten, karena para guru sudah mampu beradaptasi dengan baik. Dibeberapa sekolah, penggunaan internet dikalangan siswa sudah tidak asing lagi.
Laisani menegaskan, seiring dengan perkembangan jaman, tentunya berdampak pada semakin majunya IT. Hal demikian sudah menjadi tuntutan jaman, tinggal bagaimana sekarang para guru dapat beradaptasi, karena kemajuan tersebut termasuk didalam dunia pendidikan.
Pemerintah pusat dalam hal ini, Kementrian Pendidikan Nasional pun beberapa waktu menggelar uji kompetensi guru yang diselenggarakan secara online. Kegiatan tersebut dapat dimaknai, untuk mengukur sejauh mana kesiapan guru menguasai IT. “Dengan adanya gebrakan itu kan mau tidak mau para guru dituntut untuk belajat IT, ini menjadi sisi positif,” terangnya.
Pemerintah Aceh, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya untuk mendorong para tenaga pendidik untuk sadar IT, salah satunya mendorong agar satu guru memiliki satu Laptop.”Kita sangat mengharapkan setiap sekolah memiliki laboratorium komputer, selain bisa diberdayakan oleh siswa kita juga inginkan para guru bisa memanfaatkannya sehingga mereka bisa melek IT,” demikian ujarnya. (slm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar