Kamis, 25 Oktober 2012

HAM tak Boleh Bongkar Aturan Allah SWT

HAM tak Boleh Bongkar Aturan Allah SWT
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARAFAH – Wakil Amirul Haj Indonesia, KH Hasyim Muzadi, mengatakan, dua faktor besar yang membentuk fungsi khalifah fil ardh adalah: sistem dan leadership.
‘’Dalam masalah sistem, Islam memberikan kelonggaran dalam bentuk dan tatanan dengan tetap memberikan batasan agar tidak melawan kodrat dan kemaslahatan kemanusiaan itu sendiri,’’ ungkap Kiai Hasyim dalam khutbah wukuf di Padang Arafah,  Kamis (25/10) siang WAS.
Menurut dia, hal tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW saat mengatur kaum Muslimin, lintas suku dan lintas agama serta lintas budaya dalam wadah dan semangat kebangsaan yang tertuang dalam Piagam Madinah.
Piagam Madinah, tutur mantan ketua umum PBNU itu mampu menjaga keimanan dan keyakinan agama masing-masing dengan menyamakan hak civil semua masyarakat di dalam pengejawentahan hak asasi manusia. ‘’Hak asasi manusia tidak boleh membongkar aturan Allah, tetapi aturan Allah itu sendiri memberikan ruang terhadap hak asasi manusia guna kreativitas dan kebebasannya.’’
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikam itu menegaskan, keseimbangan itulah yang merupakan keunikan dari cara pengaturan oleh agama Islam.
Khusus mengenai kepemimpinan, kata dia, diperlukan empat faktor besar, yakni shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Artinya jujur, amanat (representatif), sosialisasi (ide-ide) serta cerdas dan kompeten.
‘’Tanpa komposisi empat faktor tersebut maka keputusan-keputusan yang diambilnya belum tentu berisi hikmah kepemimpinan dalam permusyawaratan dan perwakilan,’’ papar Kiai Hasyim.
Menurut dia, keteladanan mengambil porsi yang besar di dalam kepemimpinan. Alasannya, kata dia, tidak semua perilaku masyarakat bangsa dapat dituangkan dalam aturan legal formal, bahkan aturan legal formal itu akan menjadi kering ketika keteladanan tersebut hilang.
‘’Apabila pengelolaan alam dan tata kemasyarakatan selaras dengan prinsip-prinsip tuntunan Allah sekalipun mungkin belum sempurna benar akan lahirlah negeri yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur,’’ ungkap Kiai Hasyim.
Tetapi, kata dia, apabila ternyata yang terjadi adalah sebaliknya yakni tidak ada keseimbangan dari unsur-unsur sistem, berlebih-lebihannya sikap hidup para pemimpin, seterusnya terjadi kefasikan, maka sesungguhnya negeri itu sedang menuju kepada kehancuran.



Redaktur: Heri Ruslan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar