Jumat, 26 Oktober 2012

Habis tahajud, orang miskin di Kebon Jeruk bisa berkurban


Habis tahajud, orang miskin di Kebon Jeruk bisa berkurban

Profesinya bukan orang kantoran atau bos besar di perusahaan. Iwan Lutfi hanya orang biasa. Dia sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Niatnya sejak lama ingin berkurban seperti orang berpunya akhirnya kesampaian.

"Hari Senin malam ada kenalan yang datang ke rumah. Mereka memberi tahu kalau ada seorang dermawan yang akan membelikan kambing kurban. Saya pikir itu kambing kurban untuk disembelih di sini. Ternyata saya dibelikan kambing untuk berkurban," kata Iwan, yang biasa disapa dengan Acoy kepada merdeka.com, Jumat (26/10).

Setelah mendapat hewan kurban, hati dan pikiran Acoy setengah tidak percaya. Keinginannya bertahun-tahun akhirnya terwujud.

"Saya enggak tahu tiba-tiba dibawain kambing. Kambingnya besar, di atas dua jutaan saya kira," katanya. Acoy tak habis pikir bagaimana Allah menggerakkan hati dermawan untuk memberi rezeki kurban pada keluarganya.

"Saya ingat benar Minggu malam itu saya nonton sinetron tentang haji. Istri saya nanya, Abi kapan kita naik haji? Terus kapan kita kurban?’ Malam itu istri saya tahajud katanya pengin kurban. Saya hanya bisa minta istri berdoa. Pagi harinya istri saya bilang tangannya gatal, katanya mungkin mau dapat rezeki. Eh nggak nyangka malamnya langsung dikabulkan," jelasnya.

Acoy tinggal di daerah kumuh dekat pasar kembang Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sehari-hari Acoy bekerja sebagai pemulung. Namun Acoy tidak hanya memulung, dengan kemampuannya, Acoy mengubah triplek bekas menjadi miniatur rumah dan kendaraan. "Kami memang kurang tapi pantang mengemis. Saya berusaha hidup lebih baik untuk anak-anak," ujarnya.

Dipuji tetangga

Malam Lebaran Haji akhirnya tiba. Takbir berkumandang di mana-mana. Dada Acoy merasa penuh sesak dengan kebahagiaan. Pria lima anak ini mengaku senang bisa berkurban tahun ini. Apalagi di lingkungan tempat tinggalnya dialah yang pertama kali berkurban.

Acoy mendapat sumbangan kambing untuk dikurbankan atas nama dirinya. "Kemarin kambingnya dikirim. Anak-anak senang sekali. Saya terharu, kok ada orang yang tulus memberi untuk kami ini," katanya.

Acoy makin terharu setelah mendapat pujian dari temannya. "Hebat kamu Iwan, saya 10 tahun di sini belum pernah bisa satu kalipun berkurban. Saya bilang Allah yang hebat bukan saya," tuturnya.

Kambing itu disembelih secara mandiri oleh Iwan dan tetangganya. "Biasanya kami menunggu kupon untuk mendapat daging. Dapatnya juga magrib. Sekarang kami nggak harus menunggu, tapi langsung bisa masak pagi-pagi," ujarnya.

Sampai sekarang Acoy penasaran dengan dermawan yang memberikan kambing kepadanya. "Sama sekali tidak tahu namanya. Kalau saya tanya untuk mengirim doa, katanya pahala dan doa nggak bakal salah alamat. Saya dan semua warga ingin berterimakasih. Kami semua senang," jelasnya.
[has]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar