Kamis, 20 September 2012

Hampir Mati Karena Otak Dipenuhi Larva Cacing Pita


Suki-Jane Taylor (dok. cascade news)

Colliers Wood, London, Nyawa seorang wanita hampir saja melayang setelah otaknya dipenuhi oleh larva cacing pita. Ia menjalani operasi darurat guna menyelamatkan nyawanya dan kini harus berjuang dengan dampak dari kondisi yang menyerang otaknya.

Suki-Jane Taylor (42 tahun) divonis menderita kondisi langka yang disebut neurosysticerosis pada tahun 2009, yaitu penyakit parasit pada sistem saraf, setelah ia terinfeksi telur cacing pita babi.

Telur cacing tersebut menyebar melalui makanan, air dan permukaan benda yang telah terkontaminasi dengan kotoran.

Larva cacing pita tersebut kemudian melakukan perjalanan ke otak dan membentuk kista. Ketika mulai mati, larva menyebabkan aneurisma (kelainan pembuluh darah) sebesar ukuran jeruk tangerine di dalam otak Taylor.

Ibu empat anak ini harus dilarikan ke St George's Hospital, London, dan pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa pembuluh darah di otaknya telah membengkak.

Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter bedah langsung melakukan operasi darurat dengan memasukkan shunt ke tengkoraknya untuk mengeringkan cairan di otaknya.

Taylor harus kehilangan kemampuan indera perasa dan penciuman karena kondisi tersebut. Pasca operasi, kini ia pun menderita epilepsi dan depresi.

"Jika bukan karena desakan pasangan saya yang menyuruh ke St George menemui dokter spesialis dan melakukan scan MRI, saya tidak akan menemukan aneurisma. Dokter mengatakan saya hanya 2 minggu dari kematian. Itu tepat di atas tulang belakang di bagian belakang otak saya," papar Suki-Jane Taylor, yang kini tinggal di Colliers Wood, London, seperti dilansir Dailymail, Jumat (21/9/2012).

Neurocysticercosis sangat jarang terjadi. Hanya ada 24 kasus setahun di Inggris dan 1.500 di Amerika Serikat.

Kondisi ini terjadi ketika seseorang menelan telur yang dikeluarkan oleh orang yang sudah menderita cacing pita usus sebelumnya. Orang yang tinggal serumah dengan pembawa cacing pita memiliki risiko lebih besar terkena cysticercosis ketimbang lainnya. Hal ini hanya menyebar melalui feses oral.

Setelah dicerna, larva akan tertanan dalam jaringan termasuk otak, membentuk cysticerci (kantung kista) yang dapat menyebabkan kejang dan sakit kepala. Kebingungan, berkurangnya perhatian pada orang dan lingkungan, kesulitan keseimbangan dan kelebihan cairan di sekitar otak (hidrosefalus) juga dapat terjadi. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Gejala dapat terjadi berbulan-bulan sampai bertahun-tahun setelah infeksi, biasanya ketika kista berada dalam proses kematian, sehingga hampir tidak mungkin bagi pasien untuk mengetahui kapan ia terinfeksi.

Ketika parasit mati, jaringan otak sekitar kista bisa membengkak. Tekanan yang disebabkan oleh pembengkakan inilah yang menyebabkan sebagian besar gejala.

Infeksi umumnya diobati dengan obat anti-parasit dalam kombinasi dengan obat anti-inflamasi. Pembedahan kadang-kadang diperlukan untuk mengobati kista di lokasi tertentu.

Setelah terbebas dari maut, Taylor kini masih harus berjuang dengan 'pertempuran' lain, yaitu epilepsi. Ia takut bila sedang bersama anak-anaknya, kejang epilepsinya kambuh dan membahayakan sang buah hati.




(mer/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar