Senin, 24 Desember 2012

Penjaga masjid yang tewas sambil sujud dikenal jujur dan saleh



Penjaga masjid yang tewas sambil sujud dikenal jujur dan saleh

Sebelum ditemukan tewas dalam posisi sujud di atap rumah, Warnya (56) dikenal baik semasa hidupnya. Dia dikenal rajin dan mudah memberikan uluran tangan pada warga yang meminta bantuannya. Dari hasil keringatnya, dia mendapat upah Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu.

Salah satu pengurus Masjid Teladan, Sofyan mengatakan, Warnya tinggal sejak lama di dalam masjid. Sejak menjalani renovasi beberapa tahun lalu, warga Cibeur, Banjarharjo Brebes, Jawa Tengah itu tinggal di sebuah ruangan di lantai dasar yang sempat digunakan sebagai gudang.

"Awalnya dia bantu-bantuin (jaga masjid). Saya minta dia beresin gudang, dia beresin. Terus tinggal di sana," kata Sofyan saat berbincang dengan merdeka.com di Masjid Teladan, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (24/12).

Di sela-sela tugasnya, Warnya kerap diminta warga yang berada di sekitar Tebet Timur untuk merapikan rumah tinggal mereka. dari mulai membetulkan atap yang bocor, merenovasi hingga mengecat tembok dilakoninya dengan baik.

Merasa puas dengan hasil kerjanya, Warnya mendapatkan kepercayaan, bahkan sempat diminta untuk menjaga lingkungan terhadap rumah-rumah di sekitarnya. "Kalau misal ada yang keluar kota atau pulang malam, warga suka nitip sama Warnya," kenang Sofyan.

Sebelum diketahui meninggal saat merapikan atap rumah di RT 10 RW 10, Jalan Raya Tebet Timur, Jakarta Selatan, Warnya sempat diminta membeli kaca untuk keperluan masjid. Termasuk membelikan beberapa buah paku yang akan digunakan sebagai penyangga pendingin ruangan.

Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB. Namun, Warnya justru meninggalkan pekerjaannya untuk membantu seorang warga lain. Akibat tidak menemukan Warnya, Sofyan mengaku sempat emosi karena tugasnya belum diselesaikan dengan baik.

"Saya sempat marah-marah, kerjaan belum beres sudah hilang saja," aku dia.

Namun, sekitar pukul 13.00 WIB ia justru mendapat kabar duka, Warnya ditemukan tewas dalam posisi sujud di atas atap rumah warga. Mendengar itu, Sofyan mengaku terkejut karena keduanya sempat bersenda gurau satu jam sebelum ditemukan tewas oleh warga.

Guna mengenang jasa-jasanya karena ikut mengurus dan menjaga masjid, mewakili pengurus lainnya, Sofyan menyediakan peralatan untuk keperluan pemakaman. Tidak hanya itu, dia juga menyiapkan kendaraan untuk menguburkannya di kampung halaman Warnya.

"Terserah polisi nantinya, kita sudah sediakan kain kafan untuk bawa jenazah ke Brebes," bebernya.
[tyo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar