JAKARTA - Kawasan samudera di
barat Pulau Sumatera diprediksi masih berpotensi terjadi gempa besar
yang akan menimbulkan tsunami. Mengantisipasi dampak yang ditimbulkan,
Kamis (7/2) sedikitnya sembilan negara mengadakan pertemuan di Padang,
Sumatera Barat. Pertemuan itu membahas sejumlah hal untuk mengurangi
risiko bencana.
Acara bertajuk Concept Development Conference (CDC) dan Initial Planning Conference (IPC) for International Table Top Exercise (TTX) yang diselenggarakan 7-8 Feb 2013 itu dihadiri sembilan negara dan sejumlah organisasi internasional. Selain Indonesia selaku tuan rumah, hadir pula negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, dan Filipina.
Kemudian, ada pula Jepang, Tiongkok, Australia, dan Amerika Serikat. Sejumlah lembaga seperti IFRC, UNOCHA, UNDP, UNICEF, WFP, dan beberapa lembaga donor juga berpartisipasi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Wilayah Sumatera Barat masih memiliki potensi besar akan terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami. Para ahli juga telah mengingatkan adanya energi besar yang masih tersimpan di sekitar kepulauan mentawai. Jika sampai terjadi gempa lagi, kekuatannya bisa mencapai 8,9 SR dan memicu tsunami di pesisir Sumatera Barat.
"Para ahli menyebutnya sebagai Megathrust Mentawai," terangnya. Potensi besar itu sudah diteliti oleh para ahli di berbagai bidang baik di Indonesia sendiri maupun di level internasional.
Konferensi itu sendiri membahas rencana latihan gabungan kebencanaan internasional. Kegiatan itu akan melibatkan sipil dan militer dan dilaksanakan di negara-negara yang berpotensi besar terjadi gempa dan tsunami. Pesertanya adalah negara-negara anggota ASEAN dan East Asia Summit, termasuk di dalamnya Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
Untuk antisipasi di dalam negeri, BNPB telah menyiapkan setidaknya empat program untuk mengurangi risiko dampak bencana. "Yang dua sudah kita bahas bersama tempo hari, yakni penguatan rantai peringatan dini tsunami dan pembangunan shelter-shelter bencana untuk evakuasi warga," tutur kepala BNPB Syamsul Maarif. Tahun ini, setidaknya bakal dibangun 100 shelter di Padang dan sekitarnya.
Shelter akan dibangun di setiap radius 500 meter agar mudah dijangkau masyarakat. BNPB telah menyiapkan dana Rp 400 miliar. Shelter itu bisa dibangun di atas bangunan milik pemerintah, fasilitas umum, atau membangun bangunan baru di lahan kosong yang tersedia. Dua program lainnya adalah pelatihan kesiapsiagaan bencana dan pembangunan kemandirian kebencanaan.
Pihak BNPB menyatakan, bencana gempa bumi dan tsunami tidak mungkin dicegah. Datangnya bencana itu tinggal menunggu waktu saja. Yang bisa dilakukan pemerintah hanyalah mengurangi dampak yang bisa ditimbulkan oleh bencana tersebut. (byu)
Acara bertajuk Concept Development Conference (CDC) dan Initial Planning Conference (IPC) for International Table Top Exercise (TTX) yang diselenggarakan 7-8 Feb 2013 itu dihadiri sembilan negara dan sejumlah organisasi internasional. Selain Indonesia selaku tuan rumah, hadir pula negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, dan Filipina.
Kemudian, ada pula Jepang, Tiongkok, Australia, dan Amerika Serikat. Sejumlah lembaga seperti IFRC, UNOCHA, UNDP, UNICEF, WFP, dan beberapa lembaga donor juga berpartisipasi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Wilayah Sumatera Barat masih memiliki potensi besar akan terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami. Para ahli juga telah mengingatkan adanya energi besar yang masih tersimpan di sekitar kepulauan mentawai. Jika sampai terjadi gempa lagi, kekuatannya bisa mencapai 8,9 SR dan memicu tsunami di pesisir Sumatera Barat.
"Para ahli menyebutnya sebagai Megathrust Mentawai," terangnya. Potensi besar itu sudah diteliti oleh para ahli di berbagai bidang baik di Indonesia sendiri maupun di level internasional.
Konferensi itu sendiri membahas rencana latihan gabungan kebencanaan internasional. Kegiatan itu akan melibatkan sipil dan militer dan dilaksanakan di negara-negara yang berpotensi besar terjadi gempa dan tsunami. Pesertanya adalah negara-negara anggota ASEAN dan East Asia Summit, termasuk di dalamnya Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
Untuk antisipasi di dalam negeri, BNPB telah menyiapkan setidaknya empat program untuk mengurangi risiko dampak bencana. "Yang dua sudah kita bahas bersama tempo hari, yakni penguatan rantai peringatan dini tsunami dan pembangunan shelter-shelter bencana untuk evakuasi warga," tutur kepala BNPB Syamsul Maarif. Tahun ini, setidaknya bakal dibangun 100 shelter di Padang dan sekitarnya.
Shelter akan dibangun di setiap radius 500 meter agar mudah dijangkau masyarakat. BNPB telah menyiapkan dana Rp 400 miliar. Shelter itu bisa dibangun di atas bangunan milik pemerintah, fasilitas umum, atau membangun bangunan baru di lahan kosong yang tersedia. Dua program lainnya adalah pelatihan kesiapsiagaan bencana dan pembangunan kemandirian kebencanaan.
Pihak BNPB menyatakan, bencana gempa bumi dan tsunami tidak mungkin dicegah. Datangnya bencana itu tinggal menunggu waktu saja. Yang bisa dilakukan pemerintah hanyalah mengurangi dampak yang bisa ditimbulkan oleh bencana tersebut. (byu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar