BANYAK wanita yang merasa cemas apakah dirinya bisa hamil
atau tidak terutama jika usia perkawinan sudah memasuki tahun kedua dan tidak
ada tanda-tanda akan hamil. Artikel berikut ini membahas ciri-ciri wanita subur
dan tidak subur dengan asumsi bahwa batasan usia wanita yang dimaksud dalam
artikel ini adalah tidak lebih dari 34 tahun, tidak merokok, tidak menggunakan
obat-obatan dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Ada 6 ciri wanita
subur dan tidak subur
Wanita yang berusia di bawah 34 tahun dan tidak merokok
memiliki potensi kehamilan sebanyak 90%, demikian laporan dari situs suite101,
sehingga wanita-wanita rentang usia tersebut dan aktif melakukan hubungan seks
tapi tidak juga hamil perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apa
penyebabnya.
Bukan hanya wanita tapi suamipun perlu memeriksakan diri
ke dokter, karena ketidaksuburan berpotensi sama terjadi pada pria dan wanita.
Tetapi karena ruang lingkup pembahasan di artikel ini hanya pada wanita, maka
pembahasan ketidaksuburan atau mandul pada pria akan dibahas terpisah.
Untuk mengetahui subur tidaknya seorang wanita perlu
dilakukan pemeriksaan fisik dan jika dibutuhkan pemeriksaan laboratorium.
Dokter akan memeriksa fungsi organ reproduksi seperti ovarium dan tuba fallopi.
Dari hasil pemeriksaan akan diketahui tingkat kesuburan wanita dan apa yang
harus dilakukan jika terbukti tidak subur.
Meskipun begitu, secara umum subur tidaknya seorang
wanita dapat diketahui dengan memperhatikan pola hidup dan siklus menstruasi
bulanan. Setidaknya ada 6 kondisi yang perlu diperhatikan kaum wanita untuk
mengetahui apakah dia subur atau tidak subur, mari kita bahas satu persatu:
1. Siklus
menstruasi lancar
Salah satu ciri untuk mengetahui apakah seorang wanita
subur atau tidak adalah dengan memeriksa tamu bulanan atau siklus menstruasi.
Siklus menstruasi atau haid adalah pertanda terjadinya ovulasi dan hormon
bekerja dengan normal. Banyak dokter yang menyarankan pasangan suami istri
untuk melakukan hubungan seks selama proses ovulasi terjadi karena akan
meningkatkan peluang terjadinya kehamilan. Masalahnya adalah tidak semua wanita
mengetahui kapan waktu ovulasinya terjadi.
Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur yang telah
matang dan siap dibuahi sel sperma. Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke 16
dari sejak hari pertama siklus menstruasi atau hari ke-14 sebelum haid
berikutnya terjadi.
Ciri-ciri bahwa seorang wanita sedang memasuki siklus
ovulasi adalah munculnya nyeri pada payudara, kembung, sakit perut dan gairah
seks yang meningkat. Suhu tubuh juga akan meningkat selama proses tersebut.
Saat ini telah ada alat pendeteksi masa ovulasi yang dijual di apotik-apotik
yang bisa digunakan untuk mengetahui masa ovulasi. Ovulasi adalah sebuah tanda
yang sangat bagus yang menunjukkan bahwa seorang wanita subur.
2. Terlalu gemuk
atau terlalu kurus mengurangi kesuburan
Wanita gemuk atau kurus tetap bisa hamil tapi pada
umumnya berat badan yang tidak normal (terlalu gemuk atau terlalu kurus) dapat
mengurangi tingkat kesuburan seorang wanita. Agar ovulasi dapat terjadi banyak
hormon dalam tubuh yang harusnya bekerja dengan baik, pada kondisi tubuh yang
terlalu gemuk atau terlalu kurus kinerja hormon tidak maksimal menyebabkan
ovulasi tidak teratur. Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, ovulasi dapat
berhenti sama sekali.
Tubuh yang terlalu kurus menyebabkan sistem bekerja
minimal untuk menghemat energi yang keluar. Salah satu sistem yang menjadi
lemah adalah sistem reproduksi, dan jika kondisi ini terjadi dalam jangka
panjang makan ada kemungkinan wanita mengalami mandul permanen.
Kelebihan lemak pada wanita gemuk dapat menyebabkan
terjadinya perubahan level hormon dalam tubuh karena oestrogen tidak hanya
diproduksi d dalam ovarium tapi juga dalam lemak tubuh. Hal yang sama dapat
terjadi pada orang-orang yang over atau berlebihan olahraga, kekurangan lemak
dalam tubuh dapat menyebabkan ketidaksuburan. Umumnya wanita yang memiliki
kelebihan berat badan berpotensi menderita sindrom ovarium polikistik yang
dapat menyebabkan kemandulan permanen.
Bahkan jika pembuahan berhasil terjadi, wanita yang
terlalu gemuk atau terlalu kurus memiliki potensi keguguran (miscarriages) yang
lebih besar dan kemungkinan menderita komplikasi selama masa kehamilan.
3. Alat
kontrasepsi
Jika seorang wanita aktif mengikuti program KB dengan
menggunakan alat kontrasepsi kemudian berhenti karena ingin hamil, maka tubuh
membutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk memulihkan kondisinya. Kondisi
ini tergantung pada setiap individu, pada beberapa kasus proses recovery butuh
waktu yang lebih lama.
Tubuh akan mengatur ulang siklus haid dan siklus ovulasi
untuk meningkatkan kembali kesuburan. Meskipun siklus menstruasi telah kembali
normal, proses ovulasi tidak otomatis menjadi lancar. Butuh waktu yang lebih
lama agar fungsi ini menjadi normal kembali. Untungnya tidak ada indikasi yang
menunjukkan bahwa sistem kontrasepsi dapat menyebabkan kemandulan.
4. Penyakit
Menular Seksual (PMS) yang tidak terdeteksi
Beberapa Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Klamidia
dan Gonore menyebabkan penyakit radang panggul yang disebut Pelvic Inflammatory
Disease (PID) dimana penyakit ini dapat menyebar ke organ reproduksi. Infeksi
yang terjadi menyebabkan munculnya jaringan parut di daerah tuba fallopi,
ovarium, dan organ lain yang dapat mencegah ovulasi terjadi dan memperkecil
kemampuan untuk hamil.
Berhubungan seks dengan orang yang terjangkit PMS dan
menularkan bakteri dapat menyebabkan PID dan menimbulkan masalah ketidaksuburan
pada wanita.
5. Merokok
Wanita yang tidak merokok memiliki potensi yang lebih
besar mendapatkan kehamilan dari pada wanita-wanita yang merokok. Sekitar 43%
wanita perokok berat menunjukkan penurunan fungsi kesuburan dan memiliki
potensi tiga kali lebih bisa menderita ketidaksuburan. Statistik ini akan
meningkat jika suami juga merokok.
Bahan kimia dalam rokok akan merusak sel telur dan dapat
menimbulkan ovulasi yang sporadis yang tidak hanya membuat wanita sulit hamil
tapi juga meningkatkan kemungkinan potensi keguguran.
6. Stres dan
kesuburan
Masalah stres adalah salah satu faktor terbesar yang
membuat wanita sulit hamil. Masalahnya, stres adalah sebuah kondisi yang sulit
dihindari apalagi bagi wanita yang hidup di kota besar yang sarat dengan
kepentingan dan konflik dengan orang lain. Stres adalah fakta yang tidak bisa
dihindari dalam kehidupan.
Wanita yang hidup dengan stres akan menghasilkan banyak
hormon seperti kortisol dan prolaktin yang secara aktif mengganggu dan bahkan
menghentikan ovulasi. Stres menciptakan kondisi mental “hadapi atau tinggalkan”
yang memicu diproduksinya hormon adrenalin dan hormon penting lainnya yang
digunakan tubuh untuk survive.
Jika hal ini terjadi dalam jangka panjang maka sistem
kekebalan tubuh akan menurun dan energi akan habis. Dalam kondisi seperti itu,
tubuh secara otomatis akan mencegah pelepasan energi secara berlerbihan
termasuk mempersulit dirinya untuk hamil karena kehamilan dalam kondisi stres
akan membahayakan fungsi tubuh secara keseluruhan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, jika seorang wanita memiliki siklus
menstruasi yang lancar, berat badan normal, tidak sedang mengikuti kontrasepsi
hormonal, tidak stres dan tidak merokok, maka wanita tersebut besar kemungkinan
dapat hamil dan termasuk wanita subur. Namun tetap harus ada proses untuk
hamil. Dokter biasanya akan menyuruh menunggu selama setahun atau dua tahun
sebelum menyelidiki adanya masalah kesuburan. Pasangan suami istri yang sehat
biasanya akan melalui proses kehamilan dan kelahiran yang normal.
Harus diperhatikan bahwa masalah kesuburan bukan melulu
masalah wanita saja, dalam banyak kasus tidak terjadinya kehamilan juga karena
adanya masalah pada suami. Karena itu pemeriksaan kesuburan harus melibatkan
kedua belah pihak. Demikian artikel 6 ciri-ciri wanita subur dan tidak subur
yang perlu diperhatikan oleh setiap pasangan suami istri, semoga bermanfaat. (HER)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar