Jumat, 26 April 2013

Anak-anak muda bekas buruan Soeharto ini nyaleg


Profil caleg 2014 yang banyak diisi politikus bermasalah, artis dan mantan narapidana, tidak selamanya buram. Masih ada caleg-caleg yang berkualitas yang menjadi harapan, meski tidak banyak.

Misalnya adalah gerombolan anak muda bekas aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD). Para revolusioner yang dulu lantang menentang rezim Soeharto, kini nyaleg dengan partai politik baru, setelah PRD tak pernah lagi ikut Pemilu sejak 1999.

Rezim Soeharto yang mereka lawan memang sudah tumbang 15 tahun lalu, namun rata-rata usia mereka masih terbilang muda. Sebagian dari mereka juga adalah bekas korban penculikan tentara suruhan Soeharto, yang pasti pernah mengalami penyiksaan keji.

Budiman Sudjatmiko barangkali salah satu eks PRD yang lebih dulu moncer di dunia politik. Mantan Ketua Umum PRD yang pernah dipenjarakan Soeharto karena dituduh sebagai dalang kerusuhan 27 Juli 1996 ini kini nyaleg lagi lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Budiman saat ini masih duduk sebagai anggota FPDIP DPR 2009-2014 dari Dapil Jawa Tengah III. Kini dia maju di dapil yang sama dengan nomor urut empat.

"Empat itu sesuai dengan nomor PDI Perjuangan di Pemilu," ujar Budiman yang mengaku tak masalah tidak mendapat nomor atas, Jumat (26/4).

Mengikuti jejak Budiman di PDIP adalah Raharja Waluya Jati. Salah satu ketua PRD ini juga nyaleg lewat partai banteng di Dapil Jawa Tengah IV dengan nomor urut 7. Sebelum akhirnya nyaleg, Jati dikenal sebagai aktivis gerakan petani tembakau, setelah sebelumnya memimpin Radio VHR (Voice of Human Rights).

Jati adalah salah satu korban penculikan oleh Kopassus pada Maret 1998. Saat diculik, dia dipukul, disundut rokok, dijerat lehernya, bahkan hingga disetrum dengan tongkat listrik.

"Satu siksaan yang hingga sekarang membuat saya trauma terhadap listrik," kata Jati lewat testimoni tertulis dua bulan setelah lolos dari penculikan.

Faisol Riza, yang juga menjadi korban penculikan bersama Jati, kini juga nyaleg. Namun, dia memilih menjadi caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Dapil Jawa Timur II dengan nomor urut 2.

Dalam Pemilu 2009, Faisol Riza juga sudah nyaleg, namun gagal. Ipar Yenny Wahid ini kini masih menjabat sebagai staf khusus Menakertrans Muhaimin Iskandar, yang juga Ketua Umum PKB.

Dita Indah Sari, yang bersama-sama Faisol menjadi staf khusus Menakertrans, juga mencalonkan diri lewat partai yang dipimpin bosnya, PKB. Dita maju di Dapil Jatim VII dengan nomor urut 3.

Pada Pemilu 2009, Dita pernah nyaleg lewat Partai Bintang Reformasi (PBR). Namun dia gagal seiring partainya yang tidak lolos ke Senayan.

Kiprah Dita di dunia perburuhan tak usah ditanya lagi. Pada 2001, dia pernah menerima Ramon Magsasay Award karena konsistensinya memperjuangkan nasib kaum buruh. Dia juga pernah menjabat sebagai ketua umum PRD lewat kongres luar biasa pada 2005.

Mantan aktivis PRD tidak hanya mewarnai pencalegan di tingkat pusat. Di daerah, misalnya, ada Tunggal Pawestri yang maju lewat PDIP untuk DPRD Provinsi DIY. Sebelumnya Tunggal lebih dikenal sebagai aktivis perempuan.

"Api di bukit menoreh, air di Pantai Glagah. Hari ini aku merah dan tak akan pernah menyerah. Empat," kata Tunggal lewat bio akun Twitter-nya, @tunggalp.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar